dampak emosi
Andai Anda tahu dampak emosi sangat buruk bagi kesehatan jantung, bahkan
memicu penyakit jantung, apakah Anda akan terus-terus terpancing marah
dan emosian? Kemungkinan besar jawabannya adalah tidak. Tetapi
sayangnya, banyak orang memilih meluapkan emosi sejadi-jadinya daripada
memikirkan dampak jangka panjangnya bagi jantung.
Para dokter dan ahli jantung semakin mengkhawatirkan perilaku mudah
marah, mengamuk, dan mengitimidasi dari orang-orang. Seorang profesor
di Harvard School of Public Health di
Cambridge, Laura Kubzansky, PhD, mencemaskan orang-orang yang amarahnya
mudah meledak. Ia telah mempelajari pengaruh stres dan emosi pada
penyakit kardiovaskular.
Laura mengungkapkan bahwa sesekali menunjukkan kemarahan memang wajar.
Tetapi apabila begitu marahnya sampai melemparkan benda-benda atau
berteriak pada orang lain, orang tersebut bisa kena penyakit jantung.
Dampak Psikologis Kemarahan bagi Jantung
Para peneliti berpendapat bahwa kemarahan mungkin menghasilkan efek
psikologis langsung pada jantung dan arteri. Emosi seperti marah dan
kebencian dapat dengan cepat mengaktifkan respon hormon stres—termasuk
adrenalin dan kortisol—sehingga mempercepat detak jantung dan
pernapasan, serta ledakan energi. Tekanan darah juga meningkat akibat
penyempitan pembuluh darah.
Reaksi hormon stres merupakan sistem tanggap darurat yang bermanfaat
pada situasi-situasi tertentu, namun ini bisa berbahaya apabila
diaktifkan berulang kali. Hal ini menyebabkan jantung dan sistem
kardiovaskular bekerja ekstra. Jantung memompa darah lebih keras,
pembuluh darah menyempit, tekanan darah melonjak, kadar gula darah
meningkat, dan ada lebih banyak gelembung-gelembung lemak di pembuluh
darah. Semua ini diyakini sanggup merusak dinding arteri.
Dan kemarahan bukan pelaku tunggal. Laura Kubzansky yang disebut diawal
meneliti bahwa kecemasan dan depresi yang berlebihan ikut berkontribusi
memicu penyakit jantung. Orang yang gampang marah cenderung memiliki
emosi negatif yang lainnya juga.
Hubungan Emosi dengan Jantung
Berdasarkan analisis dari 44 penelitian yang dipublikasikan di Journal of American College of Cardiology,
ditemukan bukti yang mendukung adanya kaitan antara emosi dan penyakit
jantung. Dampak emosi kemarahan dan kebencian bisa mengakibatkan orang
yang tadinya sehat menderita sakit jantung. Hasil analisis bahkan
menemukan dampak yang lebih buruk lagi pada orang yang sudah memiliki
gangguan jantung.
Orang dewasa yang gemar marah atau bersikap bermusuhan dengan orang lain
memiliki risiko 19% lebih besar mengalami penyakit jantung daripada
mereka yang kepribadiannya lebih tenang. Para peneliti menemukan bahwa
sikap emosional tampaknya lebih merusak jantung pria daripada wanita.
Dan diantara pasien penyakit jantung, pasien yang temperamental harapan
hidupnya 24% lebih rendah dibandingkan pasien yang bisa mengendalikan
emosinya.
Berdasarkan penemuan-penemuan demikian, beberapa dokter kini menganggap
dampak emosi sebagai faktor risiko penyakit jantung yang dapat
dikendalikan, sama seperti kolesterol atau tekanan darah tinggi. Jadi,
bagi Anda yang suka marah-marah, sebaiknya mulai belajar kendalikan
emosi Anda dari sekarang sebelum jantung semakin menderita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar