Kronologi Turunnya Al-Qur'an
https://isialkitaab.wordpress.com/kronologi-turunnya-al-quran/
Al-Ghazali berpendapat bahwa yang baik ialah yang dikatakan “baik” oleh Tuhan dan yang buruk itu ialah sesuatu yang dikatakan “buruk” oleh Tuhan(Mubarak,1924:123). Adapun untuk mengetahui penilaian baik dan buruk menurut pandangan Allah SWT, pedomannya adalah Al-Qur’an. Allah pertama kali menurunkan al-qur’an pada malam senin tanggal 17 Ramadhan pada tahun ke-41 dari kelahiran Nabi Muhammad Saw, yang bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M, dengan ayat yang pertama kali turun yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5.
Para ulama membagi turunnya al-quran dalam dua periode, yaitu periode
mekkah dan periode madinah. Surat-surat yang turunnya di mekkah disebut
dengan surat makkiyah dan yang turunnya di Madinah disebut surat
madaniyah.
Di lihat dari segi kondisi masyarakat serta tuntunan al-qur’an terhadap
mereka, maka turunya al-Quran di bagi menjadi dua bagian yaitu:
- Yang turun tanpa adanya sesuatu factor atau sebab yang melatarbelakanginya. Dalam hal ini ayat itu turun sebagai wahyu Allah SWT yang merupakan hidayah bagi umat manusia.
- Yang turunnya dengan suatu sebab tertentu, baik berupa pertanyaan ataupun peristiwa yang memerlukan pemecahan yang mendesak.
Dengan kedua cara itulah al-qur’an turun secara berangsur-angsur,
terkadang 5 ayat, atau 10 ayat dan adakalanya juga berupa satu surat
yang panjang. Subhi ash-Shalih (1972:52) menjelaskan bahwa turunnya
al-Quran dengan cara berangsur-angsur itu mempunyai hikmah yaitu:
- Sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat
- Memberikan jawaban dan penyelesaian masalah yang tepat pada saat yang diperlukan.
- Penerapan hukum dan pemberian beban kewajiban secara bertahap.
Al-Qur’an adalah
kitab suci yang merupakan penutup berbagai kitab suci sebelumnya,
sehingga isinya berlaku secara umum dan abadi, baik dari segi waktu,
tempat, maupun umat yang menerima risalahnya. Adapun tanda-tanda
keuniversalan al-Qur’an itu antara lain:
- Keaslian teks
Orang-orang beriman yakin bahwa ayat-ayat al-Qur’an yang ada sekarang
adalah sama dengan yang diucapkan oleh Nabi Muhaammad, karena setiap
kali Rasulullah menerima wahyu, beliau segera menyampaikannya kepada
para sahabat.
- Bahasa Al-Quran tetap dapat dipahami yaitu menggunakan bahasa arab.
- Isi kandungan Al-Qur’an
Hasbi ash-Shiddieqy mengatakan bahwa inti kandungan al-Qur’an itu terdiri dari tiga hal pokok, yaitu: Aqidah, Hukum, dan Akhlak.
- Al-Quran memberikan peran besar pada akal
Ayat al-Qur’an terbagi menjadi dua bagian yaitu ayat yang mudah dipahami
dan yang sukar difahami maknanya. Bagian yang mudah difahami disebut
Muhkam, yaitu ayat yang hanya mengandung satu makna, yagn jelas dan
tegas. Sedangkan bagian yang lain disebut Mutasyabih yaitu ayat yang
pengertiannya tidak tegas atau adakalanya bermakna lebih dari satu.
Para ulama menduga bahwa ayat-ayat muhkam jumlahnya sekitar 500 ayat,
maka jumah ayat mutasyabih tidak kurang 5736 ayat.
SUMBER :
Dr. H. Imam Muchlas MA.1995. Al-Qur’an Berbicara. Pustaka Progresif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar